Jujur gue bukan tipe orang yang pemaaf.
Saat orang nyakitin gua, gua bakal inget terus apa yang dia lakuin. terserah deh mau dibilang dendaman atau gimana. tapi bagi gue, memaafkan bukan hanya sekadar formalitas kata-kata
"iya gue udah maafin elo kok"
tapi lebih jauh dari itu, ada makna keikhlasan yang terkandung didalam kata maaf.
Jadi gini, saat gua disakitin otomatis diri gua bakal membuat tembok pertahanan supaya gak kena perangkap yang sama. Yaa.. itu semua karena kepercayaan yang luntur. Seseorang pernah bilang ke gua,
Jadi gini, saat gua disakitin otomatis diri gua bakal membuat tembok pertahanan supaya gak kena perangkap yang sama. Yaa.. itu semua karena kepercayaan yang luntur. Seseorang pernah bilang ke gua,
"kepercayaan itu kayak kaca, sekali dijatuhin, dan pecah pada akhirnya ga akan bisa lagi utuh kayak semula meskipun udah dirangkai kembali."
Meskipun gue udah ngasih maaf buat orang, bukan berarti gua ngasih kesempatan ke dia untuk nyakitin gue lagi. ada konsekuensi yang harus dibayar untuk seseorang yang udah menghancurkan kepercayaan.
intinya sih mawas diri.
semua orang berpotensi jadi musuh. Entah temen, sahabat, pacar atau keluarga sekalipun.
Inget-inget aja, terkadang ada orang yang memeluk kita hanya untuk menancapkan pisau lebih dalam.
Oh iya, kalo ngehadapin orang yang gak gue suka, kadang-kadang gua mikir ada baiknya kalo gua pura-pura.
intinya sih mawas diri.
semua orang berpotensi jadi musuh. Entah temen, sahabat, pacar atau keluarga sekalipun.
Inget-inget aja, terkadang ada orang yang memeluk kita hanya untuk menancapkan pisau lebih dalam.
Oh iya, kalo ngehadapin orang yang gak gue suka, kadang-kadang gua mikir ada baiknya kalo gua pura-pura.
pas musuhan, ya pura-puralah seolah sahabatan
pas sedih, pura puralah untuk keliatan bahagia
pas rapuh, ya pura-puralah lu kuat
karena orang cuma mau lihat kita dari luarnya aja, kan?
siapa tau dengan kita berpura-pura kayak gitu, perasaan benci itu bisa hilang dengan sendirinya.
After all, gua percaya kalo waktu adalah satu-satunya yang mampu membalut luka.
tapi, ya ga bisa munafik, luka emang bisa kering, bisa sembuh. tapi pasti selalu ada bekasnya.
Pada akhirnya, pilihannya hanyalah merawat bekas luka itu supaya hilang, atau membiarkannya tetap ada.
pas sedih, pura puralah untuk keliatan bahagia
pas rapuh, ya pura-puralah lu kuat
karena orang cuma mau lihat kita dari luarnya aja, kan?
siapa tau dengan kita berpura-pura kayak gitu, perasaan benci itu bisa hilang dengan sendirinya.
After all, gua percaya kalo waktu adalah satu-satunya yang mampu membalut luka.
tapi, ya ga bisa munafik, luka emang bisa kering, bisa sembuh. tapi pasti selalu ada bekasnya.
Pada akhirnya, pilihannya hanyalah merawat bekas luka itu supaya hilang, atau membiarkannya tetap ada.
K♥
Komentar