Langsung ke konten utama

Analisis Fungsi Sintaksis Pada Rubrik Mahasiswa di Harian Seputar Indonesia

Analisis Fungsi Sintaksis Pada Rubrik Mahasiswa di Harian Seputar Indonesia



DISUSUN OLEH :
KIKI ANDRIANI
(2125152413)


SASTRA INDONESIA
FAKULTAS BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
2016







KATA PENGANTAR

Puji syukur senantiasa penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat, taufik dan hidayah-Nya, sehingga makalah ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya.
Adapun maksud dan tujuan makalah ini, sebagai tugas mata kuliah Sintaksis di Universitas Negeri Jakarta. Dalam penyusunan makalah ini penulis mengalami berbagai macam kendala, namun berkat usaha dan kerja keras serta bimbingan dari  berbagai pihak, segala rintangan tersebut dapat teratasi dengan baik. Untuk itu, penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan makalah ini.
Dalam penyusunan makalah ini, penulis menyadari bahwa makalah masih jauh dari kesempurnaan karena keterbatasan pengetahuan dan kemampuan penulis. oleh sebab itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat diharapkan guna kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata, semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan bagi penulis pada khususnya.


Jakarta, 07 Januari 2017


Penulis






DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR…………………………………………………………........................
DAFTAR ISI…………………………………………………...........………...........................

BAB I. PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah………………………………................................................
Rumusan Masalah………………….......................…………………………………...
Tujuan Penulisan …………………………………………...……….............................

BAB II. LANDASAN TEORITIK
Definisi Sintaksis………………………………………………………………..........
Definisi Fungsi Sintaksis………………………………………………........................

BAB III. PEMBAHASAN
            3.1 Deskripsi Data…………..........................………………………………….............
            3.2 Analisis dan pembahasan……………………………………………………….......

BAB IV. PENUTUP
4.1 Kesimpulan………………………………………………………………............
            4.2 Saran………………………………………………………………..........................

DAFTAR PUSTAKA


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah
Surat kabar merupakan salah satu media penyedia informasi. Keunggulan surat kabar dibandingkan dengan media informasi lainnya adalah mudah diperoleh, harga relatif terjangkau dan mudah untuk dibawa kemana-mana. Surat kabar memiliki karakteristik yang berbeda-beda, berdasarkan waktu terbitnya surat kabar terbagi dua yaitu surat kabar pagi dan surat kabar sore. Sementara berdasarkan cakupan beritanya, dapat digolongkan sebagai surat kabar lokal dan surat kabar nasional. Secara lebih terperinci surat kabar juga dapat dibagibagi berdasarkan isi beritanya, seperti surat kabar umum yang memuat berita secara umum dan surat kabar ekonomi yang isinya lebih spesifik menyajikan berita ekonomi.

1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka masalah yang akan dikaji adalah :
1)      Apakah pengertian dari sintaksis?
2)      Apakah pengertian fungsi sintaksis?
3)      Bagaimana analisis kalimat berdasarkan fungsi sintaksis?

1.3 Tujuan Penulisan
Penelitian ini bertujuan untuk melihat dan mengetahui hal-hal sebagai berikut :
1)      Memahami definisi sintaksis
2)      Memahami Fungsi sintaksis
3)      Mengetahui fungsi sintaksis dalam harian seputar indonesia


BAB II
 Landasan Teoritik

2.1  Definisi Sintaksis
Sintaksis adalah ilmu yang mempelajari tentang kata, kalimat, dan frasa. Sintaksis juga membicarakan  kata dalam hubungannya dengan kata lain atau unsur – unsur lain sebagai suatu satuan ujaran. Hal ini sesuai dengan asal – usul kata sintaksis itu sendiri, yang berasal dari bahasa Yunani, yaitu Sun yang berarti ‘dengan’  dan kata tattein artinya ‘menempatkan’. Jadi, secara etimologi istilah itu berarti menempatkan bersama – sama kata – kata menjadi kelompok kata atau kalimat.

Sintaksis membicarakan berbagai seluk-beluk frase dan kalimat (M.Asfandi Adul, 1990: 41). Sintaksis merupakan bagian dari ilmu bahasa yang membicarakan seluk beluk kalimat, klausa, dan frasa. Kata sintaksis berasal dari bahasa Yunani, yaitu sun yang berarti dengan dan kata tattein yang bearti menempatkan jadi secara etimologi berarti menempatkan bersama-sama kata-kata menjadi kelompok kata atau kalimat. Banyak ahli telah mengemukakan penjelasan ataupun batasan sintaksis. Dikatakan bahwa sintaksis adalah telaah mengenai pola-pola yang dipergunakan sebagai sarana untuk menggabung-gabungkan kata menjadi kalimat. Sintaksis juga merupakan analisis mengenai konstruksi-konstruksi yang hanya mengikutsertakan bentuk-bentuk bebas (Tarigan, 1984:5).

Istilah sintaksis (Belanda, Syntaxis) ialah bagian atau cabang dari ilmu bahasa yang membicarakan seluk beluk wacana, kalimat, klausa dan frase (Ramlah 2001:18). Dari beberapa pernyataan yang telah dikemukakan dapat disimpulkan bahwa sintaksis merupakan bagian dari ilmu bahasa yang didalamnya mengkaji tentang kata dan kelompok kata yang membentuk frasa, klausa, dan kalimat.





2.2 Definisi Funsi Sintaksis
Tiap kata atau frase dalam kalimat memepunyai fungsi yang mengaitkannya dengan kata frase lain yang ada dalam kalimat tersebut. Fungsi di sini diberi pengertian hubungan saling bergantungan antara unsur-unsur dari suatu perangakat sedemikian rupa sehingga perangkat itu merupakan keutuhan dan membentuk sebuah struktur.kadang-kadang sebuah kalimat terdiri atas sebuah subjek dan prdikat (S – P), Subjek – predikat – objek (S – P – O), Subjek – Predikat – Keterangan (S – P – K), Subjek – Predikat – Pelengkap (S – P – Pel), Subjek – Predikat – Objek – Keterangan (S – P – O – K), atau Subjek – Predikat – Pelengkap – Keterangan (S – P – Pel – K).

2.2.1        Ciri-ciri subjek
Yang dimaksud dengan subjek adalah sesuatu yang dianggap berdiri sendiri, dan yang tentangnya diberikan sesuatu. Perhatikan contoh kalimat berikut ini!
1)      Mereka bergembira.
2)      Rumah itu bagus sekali.
Oleh karena subjek itu merupakan sesuatu yang berdiri sendiri, maka sudah semestinya terbentuk dari kata benda, seperti kata (mereka, dan rumah) pada contoh di atas.
Untuk menentukan subjek, kita dapat mengunakan kata tanya apa atau siapa. Berdasarkan urain di atas dapat kita temui ciri-ciri dari sebuah subjek.
1)      Tentangnya diberitakan sesuatu,
2)      Dibentuk dengan kata benda atau sesuatu yang dibendakan, dan
3)      Dapat bertanya dengan kata tanya apa atau siapa di hadapan predikat.

2.2.2   ciri-ciri predikat
Predikat adalah bagian yang memberi keterangan tentang sesuatu yang berdiri sendiri. Dan menurut ahli, predikat kalimat biasanya berupa frase verbal atau frase adjektival, (Alwi,et. al, 1998). Predikat merupakan unsur klausa yang selalu ada dan merupakan pusat klausa karena memiliki hubungan dengan unsur-unsur lainnya, yaitu S, O, dan K, (Ramlan 1996).(Sakri, 1995) mengatakan, bahwa predikat itu sebagai puncak kerja yang menduduki jabatan uraian dan menyatakan tindakan atau perbuatan. Dan (Suparman, 1998) memberikan penjelasan predikat dengan menyebutkan ciri-ciri atau penanda formal predikat tersebut, yaitu
1)      Penunjuk aspek: sudah, sedang, akan, yang selalu di depan predikat.
2)      Kata kerja bantu: boleh, harus, dapat.
3)      Kata penunjuk modal: mungkin, seharusnya, jangan-jangan.
4)      Beberapa keterangan lain: tidak, bukan, justru, memang, yang biasanya terletak di antara S dan P.

2.2.3  ciri-ciri objek
Objek adalah konstituen kalimat yang kehadirannya dituntut oleh predikat yang berupa verba transitif pada kalimat aktif. Objek selalu diletakan setelah predikat. Dengan demekian, objek dapat dikeneli dengan memperhatikan:
1)      Jenis predikat yang melengkapinya, dan
2)      Ciri khas objek itu sendiri.
Biasanya, verba transitif ditandai oleh kehadiran afiks tertentu. Sufiks -kan dan -i  serta  prefiks meng- umumnya merupakan pembentuk verba transitif. Perhatikan contoh kalimat berikut!
1)      Rudi Hartono menundukan Icuk
2)      Andi mengunjungi Pak Rustam
Objek pada kalimat aktif transitf akan menjadi subjek jika kalimat itu dipasifkan seperti pada contoh di bawah ini.
1)      Pembantu membersihkan ruangan saya.
S               P                     O
2)      Ruangan saya dibersihkan oleh pembantu.
S                    P                   O
Potensi ketersulihan unsur objek dengan -nya dan mengdepannya sebagai subjek kalimat pasif merupakan ciri utama yang membedakan objek dari pelengkap yang berupa dari nomina atau frase nomina.

2.2.4        Ciri-ciri pelengkap
Orang sering mencapuradukan pengertian objek dan pelengkap, hal ini disebabkan karena kedua konsep ini terdapat kemiripan. Baik objek maupun pelengkap sering berwujud nomina, dan keduanya sering menduduki tempat yang sama, yakni di belakang verba..
(Alwi, et. al, 1998) menjelaskan persamaan dan perbedaan antar objek dan pelengkap dapat dilihat pada ciri-ciri sebagai berikut.
Objek
Pelengkap
1.      berwujud frase nomina atau klausa
2.      berada lansung di belakang predikat

3.      menjadi subjek akaibat pemasifan kalimat
4.      dapat diganti dengan pronomina –nya
1.         berwujud frase nomina, frase verbal, frase ajektival, frase preposional, atau klausa
2.      berada lansung di belakang predikat jika tidak ada objek dan di belakang objek jika unsur ini hadir
3.      tidak dapat menjadi subjek akibat pemasifan kalimat
4.      tidak dapat diganti dengan -nya kecuali dalam kombinasi preposisi selain di, ke, dari, akan.

Berikut ini beberapa contoh pelengkap dengan predikat yang berupa verba intaransitif dan dwitransitif serta atjektiva.
1)      Mereka bermain bola di lapangan.
Verba intransitif
2)      Ria benci pada kekerasan.
3)      Ibu bertanya kapan kami boleh menengoknya.
1)      Adik mengambilkan saya air minum.
Verba dwitransitif
2)      Orang itu membeli rumah untuk anaknya.
3)      Kakak mencarikan saya pekerjaan.
1)      Ibunya sakit kepala.
Adjektiva
2)      Anak itu pandai menari.
3)      Anak itu susah sekali diatur.
Seringkali nomina memepunyai hubungan khusus dengan verba atau adjektiva yang diikutinya seolah-olah tidak bisa terpisahkan lagi.contohnya.
§         makna waktu
§         balik nama
§         kurang darah
gabungan verba atau adjektiva dengan nomina seperti itu merupakan verba atau adjektiva majemuk yang berfungsi sebagai suatu kesatuan dalam kalimat.

5.      Ciri-Ciri Keterangan
(Suparman,1995;Alwi, et. al, 1998) menyatakan Keterangan merupakan fungsi sintaksis yang paling beragam dan paling mudah berpindah letaknya. Keterangan dapat berada di akhir, awal, dan bahkan di tengah kalimat Pada umumnya, kehadiran keterangan dalam kalimat bersifat mana suka.
Ada beberapa macam bentuk keterangan, yaitu:
1)      keterangan tempat ditandai oleh kata: di, ke, dari, dalam, pada;
2)      keterangan waktu ditandai oleh kata: pada, dalam, se-, sebelum, sesudah, selama, sepanjang;
3)      keterangan alat ditandai oleh kata: dengan;
4)      keterangan tujuan ditandai oleh kata: agar/supaya, untuk, bagi, demi;
5)      keterangan cara ditandai oleh kata: dengan, secara ,dengan cara, dengan jalan;
6)      keterangan perbandingan ditandai oleh kata: seperti, bagaikan, laksana;
7)      keterangan sebab ditandai oleh kata: karena, sebab;
8)      keterangan akibat ditandai oleh kata: sehingga, sampai, akibatnya;
9)      keterangan alasan ditandai oleh kata: berdasar hal itu, sehubungan dengan hal itu;
10)  keterangan asal ditandai oleh kata: dari;
11)  keterangan perlawanan ditandai oleh kata: meskipun, walaupun;
12)  keterangan modalitas ditandai oleh kata: mustahil, barangkali, moga-moga.
Perhatikan contoh berikut!
1)      Adik memotong rambutnya di kamar.
2)      Adik memotong rambutnya dengan gunting.
3)      Adik memotong rambutnya kemarin.
Ketiga kalimat di atas merupakan contoh keterangan tempat, alat, waktu.

BAB III.
PEMBAHASAN

3.1 Deskripsi Data
Subjek penelitian ini adalah teks bahasa Indonesia yang digunakan dalam Kolom Poros Mahasiswa Harian Seputar Indonesia edisi 24 November 2014. Objek penelitian ini adalah seluruh data fungsi sintaksis yang terdapat dalam Kolom Poros Mahasiswa Harian Seputar Indonesia edisi 24 November 2016. Selanjutnya, seluruh data tersebut yang dikaji berdasarkan fungsi sintaksisnya untuk dapat dilihat dari subjek,predikat,objek, atau pelengkap.

Berikut penulis lampirkan data penelitian yang penulis kaji:


           
3.2 Analisis Kalimat berdasarkan Fungsi Sintaksis


                                
Kalimat I

Sebagaimana manusia, kita     tidak bisa lepas            dari bahasa
K                                             S              P                                     O


Kalimat II

Sejatinya  bahasa merupakan alat komunikasi antar manusia
K                     S               P             O                           Pel

 

Kalimat III

Dapat dibayangkan jika tidak ada keberadaan bahasa,
K                                             P                             O
Kita   tidak dapat menyampaikan ide atau gagasan.
S                              P                                   Pel


Kalimat IV

Maka penggalian kosakata dari bahasa-bahasa daerah
Ket                                               O

diperlukan untuk memperkaya kosakata bahasa kita
P                                                                     Pel













BAB III

3.1 Kesimpulan


















DAFTAR PUSTAKA


Chaer, Abdul. 2003. Liguistik Umum. Jakarta: PT Rineka Cipta

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Lagi, tentang kamu (yang kini mulai ku tempatkan di sudut hatiku yang terdalam)

Lagi, tentang kamu. Kalau kau mau aku bercerita dengan sangat jujur, sejak mengenalmu aku tak peduli bagaimana orang menilai mu.sejak itu, aku tak tau ada faktor yang entah dinamakan apa,   yang membuatku tak ingin meninggalkan ponsel barang sedetikpun. Kamu tentu tidak tau rasanya, perasaan ini begitu sulit untuk ku deskripsikan, sayang. Kamu tentu tidak tahu bagaimana rasanya jadi aku, jadi orang yang sulit bernafas ketika tak ada kabar darimu. Kamu juga tentu tidak akan pernah tahu, betapa rasanya setiap malam aku selalu tersenyum saat membaca ulang pesan singkat darimu. percakapan-percakapan bodoh kit a di penghujung malam, dan selera humormu yang selalu menjadi alasan senyumku sebelum beranjak memejamkan mata.  Ah sepertinya kini kamu telah membajak otakku. Entahlah, tapi aku mulai merasa setiap sel diotakku seperti diisi oleh KAMU. Kamu yang selalu hadir di benakku dengan bentuk dan rupa yang berbeda. Kamu sangat menggangguku, tuan! bahkan sahabatku p...

menyentuh Kenangan

Malam ini, sosokmu berhasil menyeretku lagi untuk menyentuh kenangan. Sudah sekian kali aku diam-diam menyebut namamu dalam sepi. Membawa ku menuju masa yang seharusnya aku lupakan namun tak dapat terhapus 0leh angkuhnya waktu dan jarak. Memaksaku untuk menatap kembali setiap episode saat aku dan kamu masih merasakan perasaan tak terdefinisi itu; cinta.           Semua terjadi begitu cepat, kita berkenalan lalu tiba-tiba merasakan perasaan yang aneh. Lalu kamu menjelma menjadi senyum yang tak bisa kujelaskkan lewat kata-kata. Kamu menjadi penyemangat saat asa ku perlahan menghilang. Dan kamu mulai memenuhi relung-relung hatiku.            Aku selalu ingat caramu menggodaku, Caramu meredam emosiku ketika memuncak, dan aku selalu ingat Kerutan matamu yang aneh namun tetap mempesona dalam pandanganku. Hal-hal itulah yang membuat memoriku susah melupakanmu. Sungguh! Kalau boleh jujur, kau...