Malam ini, sosokmu berhasil menyeretku lagi untuk menyentuh kenangan. Sudah sekian kali aku diam-diam menyebut namamu dalam sepi. Membawa ku menuju masa yang seharusnya aku lupakan namun tak dapat terhapus 0leh angkuhnya waktu dan jarak. Memaksaku untuk menatap kembali setiap episode saat aku dan kamu masih merasakan perasaan tak terdefinisi itu; cinta.
Semua terjadi begitu cepat, kita berkenalan lalu tiba-tiba merasakan perasaan yang aneh. Lalu kamu menjelma menjadi senyum yang tak bisa kujelaskkan lewat kata-kata. Kamu menjadi penyemangat saat asa ku perlahan menghilang. Dan kamu mulai memenuhi relung-relung hatiku.Aku selalu ingat caramu menggodaku, Caramu meredam emosiku ketika memuncak, dan aku selalu ingat Kerutan matamu yang aneh namun tetap mempesona dalam pandanganku. Hal-hal itulah yang membuat memoriku susah melupakanmu. Sungguh! Kalau boleh jujur, kau lah lelaki pertama yang mampu mengubah badanku yang menggigil menjadi senyum tipis walau secuil. Yang mampu menjadi sebab tawa dan bahagiaku
Namun ketahuilah tampan, seseorang
pernah mengatakan “orang yang mampu membuatmu tertawa kencang adalah orang yang
memililki peluang sangat besar untuk membuatmu menangis menjerit.” Sebelumnya
aku menduga hal itu hanyalah retorika belaka. Aku tak pernah mereka-reka kalau
keadaan kita akan berubah menjadi mimpi buruk pada akhirnya. Kamu tiba-tiba
saja menginginkan kita pisah. Hey! Bukankah kita tidak pernah merencanakan
pertemuan? Lalu mengapa saat tangan Tuhan sudah memeluk kita, kamu mulai
merencanakan perpisahan?
Otakku masih terkunci olehmu. Ada
sebab yang sama sekali tak kumengerti, Adakah kesalahan diantara aku dan kamu? Apakah
aku hanya persimpangan jalan yang selalu kau abaikan juga kau tinggalkan? Kenapa
harus kamu yang menjadi sebab derai air mataku terjatuh? Kenapa harus yang
membuatku terbiasa akan luka hingga lupa cara tertawa?
Ternyata, kamu tidak seperti yang kukira. Kamu
tidak perasa.
Aku dan kamu berbeda, layaknya hujan dan teduh. Pernahkah kau
mendengar kisah tentang mereka? Hujan
dan teduh ditakdirkan bertemu, tapi tidak bersama dalam perjalanan. Kini aku
paham, cinta kita tak berjalan pada koridor yang sama dengan keabadian.
Dari
seseorang yang pernah menjadi kesayangan K♥
Komentar