Haruskah saya percaya bahwa cinta itu nyata?
It’s like a bullshit.
Kejadian barusan mungkin menyadarkan saya. Setelah sekian
lama, finally saya tahu, bahwa saya gak punya arti apa-apa dimata siapapun ,
termasuk dia.
Saya akui saya memang salah. Saya tahu bahwa jatuh cinta
terlalu dalam dan menyayangi kelewat batas, pada akhirnya hanya akan membawa
pada kesakitan nyata maha dashyat. Harusnya saya belajar dari dulu, saat hati
memiliki perasaaan untuk orang lebih dari 50 % kadarnya, maka yang ada hanya
patah hati. Kalau udah terlanjur Sakit hati emang dokter punya obatnya?
Hahahahahahahahahahaha. saya gak tau lagi mau nulis apa
disini. Ke-maha-tololan yang tadi terjadi membuat saya sangat terpukul. Kalau
kamu mau tahu rasanya kayak apa, coba deh bayangin saat udah mimpi enak-enak
terus kebangun gara-gara diguyur air? Seperti saat udah melayang sampai
kelangit ketujuh, lalu tiba-tiba dijatuhin lagi kebumi.
Malam ini saya akan puas menertawai diri sendiri. Andai bisa
menghapus setiap moment yang bodoh, mungkin saya akan terburu-buru akan
menghapusnya. Saya gak akan maafin diri sendiri atas kebodohan ini.
Harusnya, saya tidak terlalu cepat mengulurkan tangan saat
dia menawarkan perkenalan.
Harusnya, saya gak membiarkan perasaan konyol ini tumbuh
sampai saat ini.
Seharusnya, saya tidak seperti saya yang saat ini.
begitu konyol, tolol dan sembrono.
Begitu mudahnya percaya bahwa cinta itu ada .
Tapi kamu tidak perlu khawatir. Saya gak akan lagi
memercayai yang namanya cinta.
I hate you. Inilah kata terakhhir saya buat kamu.
Hm. Mungkin akan saya ralat. Saya tidak membenci kamu, kok.
Tapi saya benci bahwa saya harus menerima kenyataan jika
nantinya saya tidak akan memiliki kamu.
Terimakasih sudah menuntun saya sejauh ini. saya akan
berpura-pura kuat sampai saya benar-benar kuat seperti yang kamu mau.
sampai jumpa, saya harus jalan lagi, menata (lagi) hati saya yang barusan
kamu pecahkan menjadi berkeping-keping.
K♥
Komentar