Menjadi seorang ibu bukanlah perkara mudah. Seorang wanita,
harus mengandung selama 9 bulan, melahirkan dengan rasa sakit yang luar biasa. Menyusui
setiap hari agar anaknya mempunyai nutrisi yang cukup. Rela untuk tidak tidur
saat anaknya sakit, rela mengantar jemput anaknya saat sekolah, mendidik
anaknya agar menjadi generasi yang mempunyai akhlaqul karimah..banyak lagi
pengorbanannya yang –mungkin- tidak pernah kita sadari.
Saat remaja, kita begitu terpaku pada sosok yang baru saja
muncul ke hidup kita. Memberikan bualan-bualan cinta yang sejatinya belum dapat
dipastikan kebenarannya. Lebih menomorsatukan pacar, daripada orang tua. Kita
mulai bergaul dengan teman-teman sebaya yang mengajarkan kita pada pergaulan
yang tak semestinya. Pergi pagi.. pulang malam.. kita begitu bersenang-senang
dengan keindahan dunia, sementara dirumah,ibu kita sedang cemas memikirkan
keadaan kita.. kita begitu terlena.. dan lupa bahwa surga kita, ada ditelapak
kaki sang ibunda.
Kepada
siapapun yang masih mampu melihat wajah ibundanya..
Bersyukurlah atas anugerah yang diberikan Allah swt kepada
kamu. Kamu di berikan kesempatan untuk mampu memandang malaikat tanpa sayap
setiap detiknya. Mampu menunjukan bakti kepada sang bunda, mampu memeluk setiap
saat, mencium tangannya setiap hari, merasakan kasih sayangnya yang tak akan
pernah ada batasnya.
Kepada
siapapun yang saat ini masih memiliki bidadari itu..
Apakah kalian tidak menyadari bahwa masih banyak orang-orang
yang tidak seberuntung kalian? Masih banyak orang yang tidak mampu mencurahkan
baktinya pada bundanya. Masih banyak, anak yang tidak memiliki kesempatan yang
cukup untuk merasakan kasih sayang seorang ibu. Masih banyak orang yang mungkin
tak merasakan kasih sayang seorang bunda sejak kecilnya. Tak tau bagaimana
rasanya dipeluk, tak paham bagaimana rasanya kepalanya diusap dengan lembut,
tak mengerti bagaimana rasanya mencium tangan seorang ibu.
Sesekali, cobalah buka mata, buka hati, dengarkan jeritan
anak-anak yang tak bergema. Jeritan yang tak mampu keluar dari lisan, hanya
tertahan didada.
Seorang ibu, akan selalu menjadi tempat berpulang
anak-anaknya. Meski anaknya hancur lebur, ia akan selalu bersedia mengulurkan
tangannya hanyak untuk memeluk anaknya. Saat semua tempat enggan menerima sang
buah hati, maka sang bundalah yang akan selalu dengan senang hati menjadi
tempat berpulang. Seorang ibu, akan senantiasa melakukan apapun demi anaknya,
sekalipun itu harus mengorbankan nyawanya sendiri.
Maka,
kepada siapapun yang masih memiliki kesempatan untuk memeluknya.
Dekaplah ia.. pandangi wajahnya ketika Ia sedang terlelap. Bayangkan
suatu saat tak ada lagi kesempatan untuk melihat ia didunia. Karena
bagaimanapun, semakin engkau dewasa, semakin ibumu menua. Masihkah engkau tega
untuk durhaka sementara dalam setiap do’anya ia minta kepada yang kuasa,” hindari
buah hatiku dari panasnya api neraka, ya Allah..”
Dari
seseorang yang ingin memiliki kesempatan lebih lama dengan bunda namun
terbentur realitas yang ada
Komentar