Terkadang saya merasa hidup ini gak adil.
Dulu, saya pernah bekerja disuatu perusahaan ternama. Saya bekerja dengan mengorbankan segalanya termasuk waktu. Siang malam.. panas dan hujan pun tak pernah saya hiraukan. Kala itu, saya selalu menomorsatukan totalitas perjuangan.Jabatan saya pada waktu itu masih level bawahan. Saya bekerja mati-matian dengan harapan kelak suatu saat supaya bisa naik ke jabatan yang levelnya lebih tinggi.
Meskipun banyak rekan-rekan yang menasehati saya agar tidak memforsir tenaga dan fikiran saya terlalu berlebihan, sebab kata mereka, sekeras apapun saya berusaha saya tidak akan mampu merangkak kejabatan yang lebih tinggi dikarenakan perusahaan sedang collaps dan tidak ada budget untuk pengangkatan jabatan. Namun, sialnya adalah saya orang yang tidak mudah percaya apa yang dikatakan orang lain. maka selama masa kontrak saya, saya berjuang agar bisa memaksimalkan kinerja saya.
10 Hari sebelum masa saya habis, perusahaan tersebut kembali merekrut karyawan. Saya lah yang pertama kali men-sosialisasikan lingkungan dan cara kerja kepada mereka.
Hari demi hari berlalu, saat masa kontrak saya sudah selesai, kalian tahu apa yang terjadi dengan saya?
Saya tidak lagi dipekerjakan diperusahaan tersebut.
Kemudian beberapa minggu setelah saya berhenti dari pekerjaan tersebut, saya mendapati teman saya yang -maaf kalau saya terlalu lancang menyimpulkan-malas dalam bekerja justru jabatannya naik.
Dan salah satu dari karyawan baru yang sempat saya ceritakan, baru saja saya ketahui sudah dipindahkan ke daerah lain untuk di naik jabatan disana.
Dunia serasa runtuh. Walaupun saya tahu bahwa ladang rezeki itu gak cuma disitu saja, tapi saya sudah kadung cinta dengan orang-orang didalamnya.
Sampai saat ini kalau dibilang belum ikhlas, ya saya akui saya masih belum bisa ikhlas. Kalau dibilang sakit hati, ya sepertinya sih begitu. Saya masih berusaha untuk menyembuhkan luka-luka ini. Memaafkan orang-orang yang telah mengecewakan, mengikhlaskan semuanya.dan perlahan-lahan melupakannya.
Adakah cara tercepat untuk menghapus kekecewaan ini?
Ah, sudahlah, mungkin memang saya harus jalan lagi. Saya sadar ada beberapa harapan yang terkadang tak sesuai harapan. Semoga habis luka, akan datang suka, bagi saya. Amin
Dulu, saya pernah bekerja disuatu perusahaan ternama. Saya bekerja dengan mengorbankan segalanya termasuk waktu. Siang malam.. panas dan hujan pun tak pernah saya hiraukan. Kala itu, saya selalu menomorsatukan totalitas perjuangan.Jabatan saya pada waktu itu masih level bawahan. Saya bekerja mati-matian dengan harapan kelak suatu saat supaya bisa naik ke jabatan yang levelnya lebih tinggi.
Meskipun banyak rekan-rekan yang menasehati saya agar tidak memforsir tenaga dan fikiran saya terlalu berlebihan, sebab kata mereka, sekeras apapun saya berusaha saya tidak akan mampu merangkak kejabatan yang lebih tinggi dikarenakan perusahaan sedang collaps dan tidak ada budget untuk pengangkatan jabatan. Namun, sialnya adalah saya orang yang tidak mudah percaya apa yang dikatakan orang lain. maka selama masa kontrak saya, saya berjuang agar bisa memaksimalkan kinerja saya.
10 Hari sebelum masa saya habis, perusahaan tersebut kembali merekrut karyawan. Saya lah yang pertama kali men-sosialisasikan lingkungan dan cara kerja kepada mereka.
Hari demi hari berlalu, saat masa kontrak saya sudah selesai, kalian tahu apa yang terjadi dengan saya?
Saya tidak lagi dipekerjakan diperusahaan tersebut.
Kemudian beberapa minggu setelah saya berhenti dari pekerjaan tersebut, saya mendapati teman saya yang -maaf kalau saya terlalu lancang menyimpulkan-malas dalam bekerja justru jabatannya naik.
Dan salah satu dari karyawan baru yang sempat saya ceritakan, baru saja saya ketahui sudah dipindahkan ke daerah lain untuk di naik jabatan disana.
Dunia serasa runtuh. Walaupun saya tahu bahwa ladang rezeki itu gak cuma disitu saja, tapi saya sudah kadung cinta dengan orang-orang didalamnya.
Sampai saat ini kalau dibilang belum ikhlas, ya saya akui saya masih belum bisa ikhlas. Kalau dibilang sakit hati, ya sepertinya sih begitu. Saya masih berusaha untuk menyembuhkan luka-luka ini. Memaafkan orang-orang yang telah mengecewakan, mengikhlaskan semuanya.dan perlahan-lahan melupakannya.
Adakah cara tercepat untuk menghapus kekecewaan ini?
Ah, sudahlah, mungkin memang saya harus jalan lagi. Saya sadar ada beberapa harapan yang terkadang tak sesuai harapan. Semoga habis luka, akan datang suka, bagi saya. Amin
Komentar