Sudah lebih dari 365 hari kita
mengarungi samudera yang berbeda, tetapi, bayangmu masih saja melekat dalam benakku
. Kali ini, aku tidak bercerita cinta yang indah. Tidak lagi bercerita tetang
raut wajah yang sumringah yang disebabkan perasaan tak terdefinisi itu; cinta. Tapi
kali ini, aku akan bercerita tentang luka.
Sudah lebih dari 365 hari, kamu
berada disisinya. Kalian tampak bahagia berdua, sementara aku masih saja
berusaha untuk melupakan cerita tentang kita. Lagi-lagi ada sepercik rasa
dendam yang memenuhi relung-relung hatiku. Kisah-kisah kita seperti terulang lagi,
dalam otak ku kenangan akan setiap peristiwa masih jelas terekam.
Menyakitkan adalah ketika aku melihat
kamu tertawa, tapi bukan akulah yang menyebakan tawa itu ada. Harus ku akui aku
sangat iri padamu, kamu dengan mudahnya melupakan semua tentang kita sementara
aku sampai detik masih saja tak mampu menghilangkan bayangmu dari otakku meski
hanya secuil!
Aku masih ingat dengan jelas hari
itu, hari dimana kamu meninggalkan aku. Hei tuan, tak taukah kau saat ini aku
sedang cinta-cintanya padamu! Lalu mengapa kau tega menghempaskan aku hingga
aku jatuh, terluka, dan sulit untuk bangkit lagi? Aku menapaki jalan gelap
perlahan, mencoba mencari-cari dimana salahku padamu dalam perenungan.
Dan kini, setelah lebih dari 365 hari, aku sudah sangat
paham. Ternyata, dahulu, kamu memang tak pernah mencintaiku.
K♥
Komentar