Langsung ke konten utama

JUST THE WAY YOU ARE



Rasa suka atau cinta memang tidak bisa ditebak kapan datang dan perginya. Cinta bisa datang tiba-tiba, tanpa di duga. Tanpa direncanakan kehadirannya. Sama seperti apa yang sedang aku rasakan padamu saat ini. Jatuh cinta.

Pernah aku bertanya kepada diriku sendiri, apa yang menyebabkan diriku hingga aku bisa jatuh cinta pada sosokmu. Karena, kalau aku boleh jujur, kamu bukanlah orang yang sempurna. Di teropong dari sisi manapun kamu terlihat biasa saja, apa adanya. Tidak seperti pria pada umumnya, yang kerap kali berlomba-lomba membuat diri menjadi terlihat sempurna dari luarnya.

Namun aku sangat paham, di dunia ini memang tiada manusia yang sempurna. Bahkan nabi pun juga tidak sempurna, nabi juga tal luput dari yang namanya salah dan dosa.
Oleh karena itulah aku tidak pernah memandang kekuranganmu, karena aku yakin dibalik kekurangan seseorang pasti ada kelebihan yang tersembunyi
Kamu memang bukan seorang yang tampan ataupun seorang hartawan. Tapi,  bersama mu membuat aku seperti sedang berada di atas awan. Perasaan tenang dan damai menelusup kedalam jiwaku saat mata kita saling bertemu pandang.  Sinar mata mu itu  begitu meneduhkan.
Meski tubuh mu tidak sekokoh binaragawan, Pqrasmu tidak setampan artis-artis ibukota, tetap saja hatiku merasa nyaman saat kusadari bahwa kamu sedang berada di sisiku. Dan, aku suka caramu membuatku tersenyum. Tanpa kamu berusaha menjadi yang sempurna, aku sudah menyukaimu. Karena aku mencintai dirimu yang seperti ini. Sederhana dan apa adanya.

Just be yourself, no matter what they say. Because, you’re amazing just the way you are.
                                                                                                  

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Lagi, tentang kamu (yang kini mulai ku tempatkan di sudut hatiku yang terdalam)

Lagi, tentang kamu. Kalau kau mau aku bercerita dengan sangat jujur, sejak mengenalmu aku tak peduli bagaimana orang menilai mu.sejak itu, aku tak tau ada faktor yang entah dinamakan apa,   yang membuatku tak ingin meninggalkan ponsel barang sedetikpun. Kamu tentu tidak tau rasanya, perasaan ini begitu sulit untuk ku deskripsikan, sayang. Kamu tentu tidak tahu bagaimana rasanya jadi aku, jadi orang yang sulit bernafas ketika tak ada kabar darimu. Kamu juga tentu tidak akan pernah tahu, betapa rasanya setiap malam aku selalu tersenyum saat membaca ulang pesan singkat darimu. percakapan-percakapan bodoh kit a di penghujung malam, dan selera humormu yang selalu menjadi alasan senyumku sebelum beranjak memejamkan mata.  Ah sepertinya kini kamu telah membajak otakku. Entahlah, tapi aku mulai merasa setiap sel diotakku seperti diisi oleh KAMU. Kamu yang selalu hadir di benakku dengan bentuk dan rupa yang berbeda. Kamu sangat menggangguku, tuan! bahkan sahabatku p...

menyentuh Kenangan

Malam ini, sosokmu berhasil menyeretku lagi untuk menyentuh kenangan. Sudah sekian kali aku diam-diam menyebut namamu dalam sepi. Membawa ku menuju masa yang seharusnya aku lupakan namun tak dapat terhapus 0leh angkuhnya waktu dan jarak. Memaksaku untuk menatap kembali setiap episode saat aku dan kamu masih merasakan perasaan tak terdefinisi itu; cinta.           Semua terjadi begitu cepat, kita berkenalan lalu tiba-tiba merasakan perasaan yang aneh. Lalu kamu menjelma menjadi senyum yang tak bisa kujelaskkan lewat kata-kata. Kamu menjadi penyemangat saat asa ku perlahan menghilang. Dan kamu mulai memenuhi relung-relung hatiku.            Aku selalu ingat caramu menggodaku, Caramu meredam emosiku ketika memuncak, dan aku selalu ingat Kerutan matamu yang aneh namun tetap mempesona dalam pandanganku. Hal-hal itulah yang membuat memoriku susah melupakanmu. Sungguh! Kalau boleh jujur, kau...

Akhirnya Saya Harus Pergi

Kali ini saya gak akan menceritakan tentang luka. Karena bagi saya semua derita itu sudah usai. meskipun lukanya belum kering dengan sempurna, setidaknya saya gak ma u lagi untuk membuka luka lama. Belajar dari yang sudah terjadi kemarin, saya jadi menyadari satu hal penting.   jangan pernah memberi harapan atau menaruh harap kepada selain Allah, Tuhan yang maha esa. Mungkin bisa dibilang saya sudah phobia akan rasa kecewa yang berlebih. Saya gak mau kejadian bodoh seperti kemarin terulang.   Biarlah saya saat ini perlahan-lahan menjauhi dia. Bukan bemaksud untuk membenci dan memutuskan tali persaudaraan. Hanya saja, saya fikir, saya memerlukan waktu yang mungkin tidak sebentar untuk menghapus rasa yang gak seharusnya bercokol dihati saya. Saya perlu waktu untuk menyendiri, saya ingin menjernihkan fikiran agar dapat melihat segalanya dengan rasional, bukan dengan perasaan. Sebab itu, saat ini saya sedang pada  memperbaiki diri. Kalau boleh saya ibaratkan, se...