Langsung ke konten utama

DEMI CINTA



DEMI CINTA

Semakin lama aku mengenalmu..
banyak hal baru yang aku temukan dalam sosok dirimu..
Hitam putih sifatmu kini perlahan-lahan tampak jelas di pelupuk mataku..

Sesungguhnya, aku tak pernah mengira bahwa hal ini akan menimpaku.
Perubahan sikapmu yang membuat hatiku gundah gulana
Mengapa kamu tak seperti dahulu saat pertama kali bertemu ?
Mengapa kamu kini berubah seolah tak perdulikan aku?
Apakah mungkin cinta mu padaku sudah luntur seiring berjalannya waktu?
Ataukah mungkin kau telah terpesona dengan wanita lain yang mungkin jauh lebih sempurna ketimbang aku?

Sempat terlintas dalam benakku tuk tinggalkan dirimu
Tuk menghapus kenangan-kenangan bersama kamu !
Tuk melupakan semua mimpi-mimpi kita dahulu!
Tuk menendang mu pergi jauh-jauh dari hidupku!

Namun tahukah kau?
Semua rasaku berhasil mengalahkan fikiran itu :')

Kau mau tau alasan kenapa aku bisa lakukan hal itu?
Karena kamu sudah terlanjur mencuri hatiku!
Bahkan kau pun telah menduduki singasananya.
Bagaimana mungkin aku bisa berpaling jika hatiku saja sudah kau maling!
Mana mungkin aku bisa terbang mencari cinta yang lain sementara sayap-sayao ku pun telah engkau patahkan?

Lalu pada akhirnya..
Kini aku  memilih tuk bertahan berdiri tegap dijalan ini..
Bukan demi kamu..
Bukan pula demi aku..
Tapi...
Demi cinta kita:')

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Lagi, tentang kamu (yang kini mulai ku tempatkan di sudut hatiku yang terdalam)

Lagi, tentang kamu. Kalau kau mau aku bercerita dengan sangat jujur, sejak mengenalmu aku tak peduli bagaimana orang menilai mu.sejak itu, aku tak tau ada faktor yang entah dinamakan apa,   yang membuatku tak ingin meninggalkan ponsel barang sedetikpun. Kamu tentu tidak tau rasanya, perasaan ini begitu sulit untuk ku deskripsikan, sayang. Kamu tentu tidak tahu bagaimana rasanya jadi aku, jadi orang yang sulit bernafas ketika tak ada kabar darimu. Kamu juga tentu tidak akan pernah tahu, betapa rasanya setiap malam aku selalu tersenyum saat membaca ulang pesan singkat darimu. percakapan-percakapan bodoh kit a di penghujung malam, dan selera humormu yang selalu menjadi alasan senyumku sebelum beranjak memejamkan mata.  Ah sepertinya kini kamu telah membajak otakku. Entahlah, tapi aku mulai merasa setiap sel diotakku seperti diisi oleh KAMU. Kamu yang selalu hadir di benakku dengan bentuk dan rupa yang berbeda. Kamu sangat menggangguku, tuan! bahkan sahabatku p...

menyentuh Kenangan

Malam ini, sosokmu berhasil menyeretku lagi untuk menyentuh kenangan. Sudah sekian kali aku diam-diam menyebut namamu dalam sepi. Membawa ku menuju masa yang seharusnya aku lupakan namun tak dapat terhapus 0leh angkuhnya waktu dan jarak. Memaksaku untuk menatap kembali setiap episode saat aku dan kamu masih merasakan perasaan tak terdefinisi itu; cinta.           Semua terjadi begitu cepat, kita berkenalan lalu tiba-tiba merasakan perasaan yang aneh. Lalu kamu menjelma menjadi senyum yang tak bisa kujelaskkan lewat kata-kata. Kamu menjadi penyemangat saat asa ku perlahan menghilang. Dan kamu mulai memenuhi relung-relung hatiku.            Aku selalu ingat caramu menggodaku, Caramu meredam emosiku ketika memuncak, dan aku selalu ingat Kerutan matamu yang aneh namun tetap mempesona dalam pandanganku. Hal-hal itulah yang membuat memoriku susah melupakanmu. Sungguh! Kalau boleh jujur, kau...

Akhirnya Saya Harus Pergi

Kali ini saya gak akan menceritakan tentang luka. Karena bagi saya semua derita itu sudah usai. meskipun lukanya belum kering dengan sempurna, setidaknya saya gak ma u lagi untuk membuka luka lama. Belajar dari yang sudah terjadi kemarin, saya jadi menyadari satu hal penting.   jangan pernah memberi harapan atau menaruh harap kepada selain Allah, Tuhan yang maha esa. Mungkin bisa dibilang saya sudah phobia akan rasa kecewa yang berlebih. Saya gak mau kejadian bodoh seperti kemarin terulang.   Biarlah saya saat ini perlahan-lahan menjauhi dia. Bukan bemaksud untuk membenci dan memutuskan tali persaudaraan. Hanya saja, saya fikir, saya memerlukan waktu yang mungkin tidak sebentar untuk menghapus rasa yang gak seharusnya bercokol dihati saya. Saya perlu waktu untuk menyendiri, saya ingin menjernihkan fikiran agar dapat melihat segalanya dengan rasional, bukan dengan perasaan. Sebab itu, saat ini saya sedang pada  memperbaiki diri. Kalau boleh saya ibaratkan, se...