Tetes-tetes hujan sebesar biji jagung menyerbu tanah menyapu daun-daun berguguran dipinggir jalan. Iseng saja, aku mendekat kejendela kaca dan menyentuh permukaannya dengan ujung telunjuk kananku. Sebuah senyum kecil tersungging dari bibirku. Tatapanku mengarah pada matahari yang detik demi detik kian meninggalkan peraduannya. Kini aku percaya dengan apa yang biasa orang lain katakan, suasana desa di klaten memang indah, meski hanya dinikmati dari balik kaca jendela. Kuubah haluan pandanganku menuju pintu berwarna cokelat tua dengan gerendel yang berwarna keemasan. Diam-diam aku membayangkan sosok yang selama ini sedang mati-matian aku hilangkan dari ingatanku. Lelaki brengsek berlengsung pipi yang manis, juga berkacamata tipis nan minimalis. Beberapa saat kemudian aku menyadari betapa bodohnya aku yang masih saja tidak bisa lupa dengan lelaki brengsek seperti kamu. Perlahan tapi pasti.. hujan turun lagi, kali ini membasahi pipiku. Kenangan-kenangan tentang kamu masih saj...
WELCOME TO MY FREE KINGDOM. (งˆ▽ˆ)ง